Senin, 23 Juni 2014

Cerita Pengalamanku Sebagai Guru Les

Kini aku punya kerja part time baru,  yaitu ngajar les anak-anak di rumah tetangga. Aku sudah mulai mengajar sekitar 2 tahun yang lalu. Dengan mengajar anak kecil berbagai usia, mulai dari TK, SD, SMP sekarang aku udah lebih kaya pengalaman dalam menangani anak-anak dengan segala problematikanya. Baru pengalaman aja sih, belum ketemu solusinya. Mungkin dulu aku pas kecil juga kayak gitu. Mungkin guruku juga ngerasa kesulitan dalam membimbing aku. Jadi terima kasih ya ibu dan bapak guru.
            Nah,selain itu, hal itu tentu sangat menguntungkan bagiku, karena kan suatu saat aku juga akan menjadi orang tua, jadi penting banget buatku untuk mulai mengetahui sifat dan karakter anak, jadi aku punya pengalaman dalam mendidik anakku sendiri nantinya. Ternyata masa kanak-kanak adalah masa emas dalam penentuan masa depan anak nantinya. Jadi penting banget bagi para ibu dan keluarga tentunya dalam membangun karakter dan kepribadian anak sejak kecil. Dari masa kanak-kanak itulah nantinya akan terbentuk apakah si anak ini nanti akan jadi pintar, bodoh, pemberani, penakut, sukses atau gagal. Karena masa ini adalah masa awal untuk pembangunan pondasi anak dalam mengembangkan kehidupan mereka.

            Selama ngajar les anak, aku lebih banyak berinteraksi dengan banyak keluarga dengan berbagai karakter mereka. Ada keluarga yang sangat peduli banget sama anak mereka, ada yang acuh dan tak acuh dan bisanya cuma nuntut anaknya jadi pinter aja yang di les’in dan lain sebagainya. Selain itu aku jadi kenal berbagai karakter anak-anak. Ada yang kreatif dan aktif, ada yang ngantukan dan pasif banget serta cepat bosan. Ada yang biasa-biasa saja dan sedang-sedang aja. Banyak deh karakter anak, namun yang terpenting kita harus memahami dan membawa mood belajar mereka menjadi lebih baik dan memancing mereka untuk lebih berkembang ke arah positif.

K3

A.    Faktor-faktor penyebab kecelakaan konstruksi
            Kasus-kasus kecelakaan yang terjadi di luar negeri umumnya adalah metode pelaksanaan konstruksi yang kurang tepat mengakibatkan gedung runtuh yang menewaskan banyak korban.
            Sedangkan kasus yang terjadi di Indonesia umumnya terjadi karena lemah nya pengawasan pada proyek konstruksi. Kurang disiplin nya tenaga kerja dalam mematuhi ketentuan K3 dan kurang memadainya kuantitas dan kualitas alat perlindungan diri di proyek konstruksi.
            Dari kasus-kasus diatas ada beberapa faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja konstruksi adalah akibat dari beberapa hal berikut:
1.      Tidak dilibatkannya tenaga ahli K3 konstruksi dan penggunaan metode pelaksanaan yang kurang tepat.
2.      Lemahnya pengawasan K3
3.      Kurang memadainya kualitas dan kuantitas ketersediaan peralatanpelindung diri
4.      Kurang disiplinnya para tenaga kerja dalam mematuhi ketentuan mengenai K3.

            Kondisi tersebut mengakibatkan sering terjadi kecelakaan kerja yang pada umumnya disebabkan oleh kesalahan manusia atau human error baik aspek kompetensi para pelaksana maupun pemahaman arti penting penyelenggaraan K3.

            Hambatan pelaksanaan K3 tersebut antara lain:
1.      Terbatasnya persepsi tentang K3
2.      Kurang perhatian dan pengawasan
3.      Ada anggapan K3 menambah biaya
4.      Tanggung jawab K3 hanya pada kontraktor saja
5.      Kurang aktifnya perusahaan asuransi terhadap K3.

            Industri jasa konstruksi merupakan salah satu sektor industri yangmemiliki risiko kecelakaan kerja yang cukup tinggi. Berbagai penyebabutama kecelakaan kerja pada proyek konstruksi adalah hal-hal yang berhubungan dengan karakteristik proyek konstruksi yang bersifat unik, lokasi kerja yang berbeda-beda, terbuka dan dipengaruhi cuaca, waktu pelaksanaan yang terbatas, dinamis dan menuntut ketahanan fisik yang tinggi, serta banyak menggunakan tenaga kerja yang tidak terlatih.Ditambah dengan manajemen keselamatan kerja yang sangat lemah,akibatnya para pekerja bekerja dengan metoda pelaksanaan konstruksi yang berisiko tinggi.
            Menurut Arianto (2010 ) penyebab kecelakaan kerja pada proyek konstruksi
dapat ditinjau dari 3 aspek :
1.      Manusia
            Mengingat semakin meningkatnya persyaratan kerja dan kerumitan hidup, manusia harus meningkatkan efisiensinya, dengan bantuanperalatan dan perlengkapan, semakin canggih peralatan yang digunakanmanusia, semakin besar bahaya yang mengancamnya.Hal-hal yang berpengaruh terhadap tindakan manusia yang tidakaman (kecerobohan) serta kondisi lingkungan yang berbahaya dilokasi proyek:
a.       Pembawaan diri
b.      Persoalan pribadi
c.       Usia dan pengalaman kerja
d.      Perasaan bebas dalam melaksanakan tugas
e.       Keletihan fisik para pekerja

2.      Lingkungan dan alat kerja
            Lingkungan dan alat kerja. Kondisi lingkungan juga perlu diperhatikan dalam mencegah kecelakaan kerja, terutama yangdisebabkan oleh:
a.       Gangguan-gangguan dalam bekerja, misalnya: suara bising yang berlebihan yang dapat mengakibatkan tergangguny akonsentrasi pekerja
b.      Debu dan material beracun, mengganggu kesehatan kerja,sehingga menurunkan efektivitas kerja
c.       Cuaca (panas, hujan)

3.      Peralatan keselamatan kerja
            Peralatan keselamatan kerjaBerfungsi untuk mencegah dan melindungi pekerja dari kemungkinanmendapatkan kecelakaan kerja. Macam-macam dan jenis peralatan keselamatam kerja dapat berupa:
a.       Helm pengaman (safety helmet)
b.      Sepatu (safety shoes)
c.       Pelindung mata (eye protection)
d.      Pelindung telinga (ear plugs)
e.       Penutup lubang (hole cover )
            Pelaksana proyek harus memperhatikan ketiga faktor tersebut, dimana ketiga faktor tersebut saling berhubungan satu sama lain.

B.     Contoh kasus kecelakaan kerja

            Kecelakaan kerja adalah hal yang tidak diinginkan dan diharapkan sehingga dapat mengacaukan suatu proses aktivitas yang telah diatur, merugikan terhadap manusia, dan merusak harta benda atau kerugian terhadap proses.
            Bentuk kecelakaan yang terjadi pada proyek konstruksi bermacam-macam dan merupakan dasar dari penggolongan atau pengklasifikasian jenis kecelakaan, yaitu :
1.      Terbentur (struck by)
Kecelakaan ini terjadi pada saat seseorang yang tidak diduga ditabrak atau ditampar sesuatu yang bergerak atau bahan kimia. Contohnya: terkena pukulan palu, ditabrak kendaraan, benda asing misal material.
2.      Membentur (struck against)
Kecelakaan yang selalu timbul akibat pekerja yang bergerak terkena atau bersentuhan dengan beberapa objek atau bahan-bahan kimia.Contohnya: terkena sudut atau bagian yang tajam, menabrak pipa–pipa.
3.      Terperangkap (caught in, on, between)
Contoh dari caught in adalah kecelakaan yang akan terjadi bila kaki pekerja tersangkut di antara papan–papan yang patah di lantai. Contohdari caught on adalah kecelakaan yang timbul bila baju dari pekerja terkena pagar kawat, sedangkan contoh dari caught between adalah kecelakaan yang terjadi bila lengan atau kaki dari pekerja tersangkut bagian mesin yang bergerak.





C.    Pencegahan kecelakaan kerja

            Perusahaan harus melakukan berbagai cara untuk dapat mewujudkan terlaksananya keselamatan dan kesehatan kerja ditempat kerja. Seluruh tenaga kerja harus mendapat pendidikan dan pelatihan serta bimbingan dalam keselamatan dan kesehatan kerja dengan ketentuan yang dibuat sebagai berikut :
1.      Mengeluarkan peraturan-peraturan yang berhubungan dengan keselamatan
dan kesehatan kerja para pegawai.
2.      Menerapkan program kesehatan kerja bagi para pegawai.
3.      Menerapkan sistem pencegahan kecelakaan kerja pegawai.
4.      Membuat prosedur kerja.
5.      Membuat petunjuk teknis tentang pelaksanaan kerja termasuk penggunaan
sarana dan prasarananya.

            Cara pencegahan terjadinya kecelakaan pada proyek konstruksi dapat dilakukan dengan berbagai macam cara yang antara lain :
1.      Membuat daftar resiko kecelakaan yang mungkin terjadi disetiap item pekerjaan, misalnya pada pekerjaan galian tanah akan memungkinkan terjadi kelongsoran tanah, pekerja terkena cangkul, sehingga diketahui upaya pencegahanya seperti pembuatan tembok sementara dari bamboo untuk menahan tanah serta memasang rambu-rambu hat-hati pada lokasi galian tanah
2.      Melakukan penyuluhan kepada pekerja dengan cara membuat jadwal sebelumnya seperti waktu pagi hari sebelum bekerja dapat dibunyikan suara speaker “Selamat bekerja, gunakan alat pelindung diri, hat-hati dalam bekerja karena keluarga menunggu dirumah” atau kata-kata lain yang dapat mengingatkan setiap pekerja proyek untuk berhati-hati dalam bekerja.
3.      Membuat rambu-rambu kecelakaan kerja, memasang pagar pengaman pada void yang memungkinkan adanya resiko jatuh, memasang tabung pemadam kebakaran pada area rawan kebakaran.
4.      Menjaga kebersihan proyek dapat membuat lingkungan kerja nyaman sehingga emosi negatif yang mungkin timbul saat bekerja dapat dikurangi karena hal tersebut dapat menyebabkan kecelakaan proyek akibat pikiran sedang tidak focus terhadap pekerjaan.
5.      Menjalin kerjasama dengan pelayan kesehatan atau rumah sakit terdekat dari lokasi proyek sehingga sewaktu-waktu terjadi kecelakaan dapat ditangani secara cepat untuk mencegah hal-hal selanjutnya yang tidak diinginkan.
6.      Penyediaan perangkat pengaman kecelakaan kerja dari mulai personil sampai peralatan mungkin terlihat mahal namun biaya tersebut akan lebih murah jika tidak mengadakanya sehingga terjadi kecelakaan sehingga dapat menghentikan jalannya pekerjaan atau pengalihan aktifitas pekerjaan pada upaya menyelamatkan korban kecelakaan.
































REFERENSI



http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-NonDegree-22832-BAB%20II_fero.pdf.